Oleh : Eko Santosa
Pekerjaan utama seorang aktor adalah akting. Masyarakat mengakui seseorang sebagai aktor karena kepiawaiannya berakting dalam pementasan teater, film ataupun drama televisi yang disaksikan. Karena bergantung pada media yang digunakan dalam unjuk kebolehan, maka seorang aktor harus menjaga keajegan penampilannya. Artinya, ia tidak bisa diam atau absen terlalu lama dari panggung, film, televisi ataupun media lain tempatnya unjuk keterampilan berakting. Untuk itu, aktor harus selalu menyiapkan dirinya baik dalam keadaan sedang terlibat di dalam sebuah produksi ataupun sedang berada dalam aktivitas pendukung lainnya. Sebagai upaya bersiap diri, seorang aktor musti memiliki prinsip yang mana dapat dijadikan patokan atau panduan bagi dirinya dalam melanggenggkan karir yang ditapaki.
D.W. Brown[1] menjelaskan 3 prinsip
kerja aktor, yaitu bekerja dengan diri sendiri, tekun, dan selalu mengembangkan
kebiasaan baik dalam bekerja. Bisa jadi setiap aktor memiliki prinsip yang
berbeda dalam bekerja, namun apa yang disampaikan oleh Brown merupakan prinsip
mendasar yang semestinya ada dalam diri setiap aktor. Karena, dalam
mengembangkan karir akting, memang seorang aktor tidak bisa tidak bekerja
dengan dirinya sendiri, ia juga tidak akan berhasil jika tidak tekun serta
tidak mungkin pula ia memelihara kebiasaan buruk dalam bekerja. Guna memberi
gambaran penjelas mengenai ketiga prinsip tersebut, berikut diuraikan interpretasi
atas pendapat Brown yang disariterjemahkan dari bukunya yang berjudul You
Can Act! A Complete Guide For Actors, khusus pada bahasan “Principles for
the Actor”, terbitan Michael Wise Production tahun 2009.
1. Bekerja Dengan Diri Sendiri
Seorang
aktor dalam bekerja dengan dirinya sendiri, menurut Brown, mesti terlebih
dahulu mengenal diri sendiri. Hal ini merupakan dasar pemahaman karakter diri
sebelum memerankan karakter orang/tokoh lain. Berikutnya adalah menjaga
kepercayaan diri, memperkaya pengalaman, dan mengembangkan kemampuan tubuh dan
suara. Semua ini mesti ada dalam diri dan menjadi semangat bagi seorang aktor
untuk bekerja dengan dirinya sendiri. Hal ini terjadi karena di dalam kerja
akting atau pemeranan sebenarnya tidak ada seorang pun yang mampu menggantikan
kerja pemeranan selain aktor itu sendiri. Artinya, kemandirian seorang aktor
dalam mengembangkan kompetensinya adalah kesemestian.
Brown menjelaskan bahwa kemegahan
kebudayaan Yunani Kuno didasarkan pada 2 prinsip yaitu, “Tidak Berlebihan” dan
“Memahami Diri”. Aktor, sebagai seorang seniman, mestinya juga memiliki prinsip
semacam ini terutama dalam hal memahami diri sebagai manusia. Studi atas diri
merupakan jalan yang paling nyata untuk mengembangkan kepekaan indra, kepekaan
atas kebenaran, dan apresiasi terhadap kehidupan itu sendiri. Seorang aktor
mesti mampu memahami dunia melalui kesadaran atas keberadaan dunia tersebut di
dalam dirinya sendiri. Secara lebih khusus, memahami diri bagi aktor sangat
penting artinya karena dapat dijadikan pijakan kerja analisis karakter.
Seorang
aktor mesti mau menerima dirinya apa adanya dan terbuka terhadap dirinya. Ia
mesti mempelajari secara mendalam hal-ihwal dirinya. Semua hal yang pernah
dilibati dalam kehidupan dapat dipelajari dan dijadikan dasar untuk memahami
capaian yang diinginkan. Dalam konteks ini, seorang aktor mesti menyadari bahwa
diri dan segala sesuatu yang ada dalam dirinya adalah modal awal yang besar.
Kesadaran ini akan mengarahkan aktor pada keberterimaan sehingga ia siap untuk
melakukan apa yang diinginkan dengan modal yang telah ia miliki dalam diri
seperti pengalaman, pemikiran, perasaan, emosi, filosofi, dan seluruh rangkuman
perjalanan hidup yang telah dilalui.